Astaga...Ribuan Ruang Belajar SD dan SMP di Meranti Rusak

Astaga...Ribuan Ruang Belajar SD dan SMP di Meranti Rusak
AWASI SISWA: Pengawas di SMAN 3 Tebingtinggi mengawasi para siswa yang melaksanakan simulasi melaksanakan UNBK, Senin (20/2/2017).

KEPULAUAN MERANTI, - Hingga kini upaya memberikan pendidikan yang lebih baik kepada siswa di Kepulauan Meranti masih terkendala. Salah satunya masih banyak ruang belajar sekolah yang rusak.

Dari data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kepulauan Meranti, ada 2.526 ruang belajar yang masih rusak. Ruang kelas yang rusak tersebut terdiri dari sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP).

Kepala Disdikbud Kepulauan Meranti H Rosdaner SPd melalui Kepala Seksi Database Penataan Sarana Sekolah Tabren ST mengungkapkan, Senin (20/2/17), dari jumlah tersebut sebanyak 99 ruang kelas mengalami rusak total dan sangat parah.

“Makanya kita sedang melakukan pendataan secara rinci. Nantinya akan kita ajukan untuk perbaikan dan pembangunannya ke Kementerian Pendidikan dan Disdik Riau,” ujarnya.Tabren mengatakan, angka tersebut berdasarkan rangkuman data yang di-input oleh masing masing sekolah ke sistem data pokok pendidikan (dapodik). Di mana data tersebut merupakan sistem pendataan berskala nasional, dan terpadu oleh pemerintah pusat.

Untuk memastikan layanan itu, pihaknya akan mengevaluasi data yang dirangkum oleh dapodik tersebut. Dari total 2.526, di antaranya untuk tingkat SD terdapat 739 rusak ringan, 123 rusak sedang, 81 rusak berat, serta 79 rusak total. Sedangkan untuk tingkat SMP terdapat 158 rusak ringan, 45 rusak sedang, 18 rusak berat, serta 20 ruang kelas dengan kondisi rusak total.

“Total yang rusak itu terdiri dari SD dan SMP yang berstatus negeri dan swasta yang tersebar di seluruh wilayah Kepulauan Meranti,” tambah Tabren.

Untuk memastikan itu, dia bersama tim nantinya akan turun dan melakukan pengecekan ke seluruh sekolah yang mengalami kerusakan tersebut. Sehingga terkonfirmasi situasi sebenarnya.

“Kami harus memastikan fakta laporan dari pihak sekolah yang di-input ke dapodik. Data itu mesti dievaluasi kembali keabsahannya. Usai mengevaluasi barulah bisa diteruskan dengan melakukan pemetaan secara global, sehingga mana yang skala prioritas tidak tercecer,”  katanya.

Dalam menyikapi realisasi pengadaan fisik sekolah pada 2017 ini, Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Meranti hanya memiliki anggaran sebesar Rp13 miliar lebih. Namun, dia tidak meyakini bisa digunakan seluruhnya untuk mengatasi persoalan kerusakan ruang kelas tersebut.

“Dalam penyusuran renja memang kita prioritas untuk membangun kelas rusak tersebut. Namun, dia pesimis bisa menyelesaikan seluruh bangunan rusak tersebut. Makanya nantinya akan tetap diusulkan juga untuk diakomodir pada 2018,” terangnya.

Pada kesempatan berbeda, Ketua Komisi C DPRD Ardiansyah SH MSi sangat terkejut dengan masih banyaknya ruang kelas yang rusak. Dia sudah pernah meminta data kerusakan tersebut ke Disdikbud Kepulauan Meranti, tetapi belum dipenuhi. “Ternyata banyak yang rusak. Makanya kita sangat prihatin dengan kondisi ini,” akunya.

Dia mengharapkan agar data tersebut bisa dijadikan landasan dalam menetapkan kebijakan untuk melakukan pembangunan di bidang pendidikan. Sehingga upaya mendorong pendidikan bagi anak-anak Meranti tidak hanya dari kualitas pengajaran saja, tetapi ketersediaan fasilitas sarana dan prasarana yang representatif.



sumber: riaupos.co


Berita Lainnya

Index