Iniriau.com, PEKANBARU - Tiga tahun berturut-turut sejak tahun 2017 lalu, buaya di Sungai Kuantan Riau serang manusia, bahkan memangsa kambing dan monyet milik warga.
Buaya yang ada di Sungai Kuantan, tepatnya disekitar Desa Sikakak, Kuansing, Riau ternyata sudah sangat resah dengan buaya.
Buaya di sungai tersebut kerap beraksi, aksi buaya ini, salah satunya menyerang manusia.
Sudah tiga tahun berturut-turut terjadi serangan buaya terhadap manusia di sungai tersebut.
Terakhir, Maswir, warga Desa Sikakak disambar buaya akhir Juni lalu.
Setelah menyerang Maswir, ternyata serangan buaya masih terjadi. Namun bukan ke manusia.
Pj kepala Desa Sikakak Alda Marlena mengatakan beberapa hari belakangan ini buaya kerap memangsa kambing dan monyet.
"Baru-baru ini memangsa kambing dan monyet juga," kata Alda Marlena, Kamis (25/7/2019).
Kambing dimangsa saat akan minum ataupun saat makan rumput didekat sungai.
Monyet di mangsa saat akan minum.
"Jadi buaya ini memang sudah sangat meresahkan," terangnya.
Selasa malam (23/7/2019) warga Desa Sikakak berhasil menangkap satu ekor buaya dari Sungai Kuantan.
Masyarakat cukup senang atas penangkapan ini.
Apakah penangkapan ini sudah menghilangkan keresahan warga?
"Untuk sementara iya. Tapi kami masih tetap resah, " ujarnya.
Dikatakannya, di Sungai Kuantan bukan hanya satu ekor buaya tapi ada beberapa ekor.
Ia memastikan warga tetap akan melakukan perburuan terhadap buaya.
"Kalau sudah ketangkap semua (buayanya), baru kami tenang," ucap Alda.
Atas kondisi itu, warga buru buaya muara di Sungai Kuantan Riau gunakan tombak, kisah predator itu pun berakhir tragis berupa kematian sebelum diserahkan ke BBKSDA.
Warga Desa Sikakak, Kecamatan Cerenti, Kuansing, Riau akhirnya berhasil menangkap buaya yang meresahkan selama ini.
Warga menggunakan tombak dalam menangkap buaya ini, penangkapan buaya ini dilakukan Selasa (25/7/2019).
Buaya jenis buaya muara tersebut akhirnya bisa ditangkap menjelang maghrib.
Pj kepala Desa Sikakak Alda Marlena mengatakan warga menggunakan tombak yang diberi pelampung untuk menangkap buaya ini. Tujuannya, agar buaya terdeteksi perke ke arah mana dan buaya tetap muncul ke permukaan.
"Maghrib baru ketangkap buayanya dan yang nombak itu pak Wan Tanau," cerita Alda Marlena, Kamis (25/7/2019).
Dikatakannya, Selasa subuh warga sudah mengetahui buaya tersebut sehingga warga menyiapkan peralatan perburuan.
Perburuan pun dilakukan dengan menggunakan perahu.
Saat ditombak pertama kali, buayanya masik ke dalam sungai.
Namun karena pakai tombak pakai pelampung, buaya tersebut muncul ke permukaan.
"Ada beberapa kali ditombak. Bagian punggung dan perut yang kena (tombak)," katanya.
Buaya yang ditangkap panjangnya sekitar 3 meter.
Dari foto-foto yang diterima Tribunpekanbaru.com, sejumlah luka terlihat di tubuh buaya.
Setelah buaya berhasil ditangkap, buaya tersebut diikat dan diserahkan ke pihak Polsek Cerenti. Rencananya, buaya tersebut akan diserahkan kr BKSDA Riau.
Namun sayang, belum diserahkan ke BKSAD Riau, buaya tersebut mati.
Diduga karena stres dan juga dehidrasi akibat diarak warga
Warga di bantaran Sungai Kuantan, Kuansing memang diresahkan oleh buaya beberapa tahun terakhir karena kerap menyerang manusia.
Sebelum ini, perburuan dilakukan menggunakan pawang buaya awal Juli lalu.
Sayang, pawang yang didatangkan dari Kecamatan Pangean, Kuansing, Riau, gagal menangkap buaya. (Tribunpekanbaru)