Jakarta, iniriau.com -- Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengungkapkan alasan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ingin merekrut rektor dari luar negeri atau asing memimpin perguruan tinggi negeri (PTN). Moeldoko mengatakan Jokowi ingin ada kompetisi antara rektor Indonesia dengan pihak luar.
"Presiden sesungguhnya niat baiknya ingin bawa orang Indonesia berkompetisi. Kalau ada rektor dari luar, mungkin ada BUMN dirut dari luar," kata Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (1/8).
"Presiden ingin melihat bagaimana kalau bangsa ini berkompetisi. Poinnya di situ, kami ingin masuki dunia kompetitif," ujarnya menambahkan.
"Dalam sebuah kesempatan presiden pernah menyampaikan perlu kita ujicoba. Karena biar menjadi tantangan tersendiri. Kalau itu dilakukan dan bisa menumbuhkan persaingan, itu juga bagus," tuturnya.
Mantan Panglima TNI itu meminta agar rencana pemerintah merekrut rektor asing memimpin PTN tak dipandang sempit. Menurutnya, semua pihak harus melihat rencana tersebut sebagai upaya meningkatkan kualitas dan daya saing universitas di Tanah Air.
"Saya mohon jangan dilihat dari sisi yang sempit, namun dari global kompetisi kita berada di mana. Indeks posisi perguruan tinggi kita jauh, di tingkat global," tuturnya.
Sebelumnya, Menrsitekdikti Mohamad Nasir berencana mengundang rektor dari luar negeri untuk memimpin PTN. Nasir menargetkan rektor asing tersebut membawa universitas di dalam negeri tembus 100 besar dunia secara bertahap.
"Kamu (rektor asing) bisa tidak tingkatkan rangking perguruan tinggi ini menjadi 200 besar dunia? Setelah itu tercapai, berikutnya 150 besar dunia. Setelah ini 100 besar dunia. Harus seperti itu. Kita tidak bisa targetnya item per item," kata Nasir.
Nasir menyatakan anggaran untuk menggaji rektor dari luar negeri bakal dikeluarkan oleh pemerintah, tanpa mengurangi anggaran PTN masing-masing. Ia mengaku akan membahas masalah anggaran untuk menggaji rektor asing dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Namun, rencana pemerintah ini dikritik sejumlah pihak, salah satunya oleh Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah.
Sebelumnya, Menrsitekdikti Mohamad Nasir berencana mengundang rektor dari luar negeri untuk memimpin PTN. Nasir menargetkan rektor asing tersebut membawa universitas di dalam negeri tembus 100 besar dunia secara bertahap.
"Kamu (rektor asing) bisa tidak tingkatkan rangking perguruan tinggi ini menjadi 200 besar dunia? Setelah itu tercapai, berikutnya 150 besar dunia. Setelah ini 100 besar dunia. Harus seperti itu. Kita tidak bisa targetnya item per item," kata Nasir.
Nasir menyatakan anggaran untuk menggaji rektor dari luar negeri bakal dikeluarkan oleh pemerintah, tanpa mengurangi anggaran PTN masing-masing. Ia mengaku akan membahas masalah anggaran untuk menggaji rektor asing dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Namun, rencana pemerintah ini dikritik sejumlah pihak, salah satunya oleh Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah.(irc/cnnindonesia)
