Awal Tahun, Riau Alami Inflasi 0,42 Persen

Awal Tahun, Riau Alami Inflasi 0,42 Persen
ilustrasi

Iniriau.com, PEKANBARU - Mengawali tahun 2020, Provinsi Riau mengalami inflasi sebesar 0,42 persen. Hal tersebut dipicu, akibat terjadinya kenaikan harga pada sejumlah komoditas hasil pertanian terutama cabai merah dan bawang merah, rokok ketek dan perhiasan emas.

Pada bulan Januari 2020 ini, Provinsi Riau mengalami inflasi sebesar 0,42 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 103,11. Inflasi tahun kalender (Januari 2020 - Desember 2019) sebesar 0,42 persen dan inflasi year on year (Januari 2020 terhadap Desember 2019) sebesar 1,56 persen. Dari 3 kota IHK di Provinsi Riau, semua kota mengalami inflasi yaitu Kota Pekanbaru sebesar 0,40 persen, Kota Dumai sebesar 0,54 persen dan Kota Tembilahan sebesar 0,41 persen.

Inflasi Riau terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran kelompok makanan, minuman dan tembakau yang mengalami inflasi sebesar 1,35 persen, diikuti kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,10 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,04 persen, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,24 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,10 persen, kelompok pendidikan sebesar 0,01 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,30 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,81 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, Misfaruddin mengatakan meski mengalami inflasi, namun ada tiga kelompok lainnya yang mengalami deflasi yaitu kelompok transportasi sebesar -0,68 persen, kelompok informasi komunikasi dan jasa keuangan sebesar -0,03 persen serta kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar -0,05 persen.
"Komoditas yang memberikan andil terjadinya inflasi di Riau antara lain cabai merah, bawang merah, minyak goreng, cabai rawit, tomat, kentang, rokok kretek filter, emas perhiasan, rokok putih, dan lain-lain. sementara itu komoditas yang memberi andil deflasi antara lain tarif angkutan udara, ikan serai, bensin, telur ayam ras, ikan tongkol, seledri, dan lain-lain," ungkap Misfarudin kepada Iniriau.com, Senin (03/02) siang.

Berdasarkan data resmi yang dirilis oleh BPS, bahwa dari 90 kota yang menghitung IHK se Indonesia, 79 kota mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Meulaboh sebesar 1,44 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Gorontalo sebesar 0,03 persen.

Dari 24 kota di Sumatera yang menghitung IHK, semua kota mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Meulaboh sebesar 1,44 persen, diikuti Kota Gunung Sitoli sebesar 1,31 persen dan Kota Metro sebesar 1,15 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Lhokseumawe sebesar 0,08 persen. **

Berita Lainnya

Index