Dongkrak Sektor Ekspor Ikan, BI Riau Berikan Pelatihan HACCP Perdana

Dongkrak Sektor Ekspor Ikan, BI Riau Berikan Pelatihan HACCP Perdana

Iniriau.com, Pekanbaru - Dalam rangka meningkatkan potensi ekspor ikan di Riau, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau menggelar pelatihan Hazard Analysis Critical Control Point)(HAPPC) perdana bersama puluhan pelaku UMKM dan eksportir yang bergerak di sektor perikanan, Senin (16/03). Pasalnya, sektor perikanan khususnya budidaya ikan air tawar, air payau dan ikan tangkap merupakan salah satu sektor alternatif pertumbuhan ekonomi Riau yang semakin berkembang.

Bekerjasama dengan Balai Karantina Ikan Pekanbaru dan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Provinsi Riau, para peserta akan mendapatkan pelatihan HACCP serta Sertifikat Kelayakan Pangan atau SKP dari Balai Karantina Ikan. Keberadaan HACCP ini, sangatlah penting karena akan mengawasi peredaran berbagai produk makanan yang semakin banyak variasinya dewasa ini sehingga bisa membantu masyarakat dalam memilih makanan.

Deputy Direksi KPw Bank Indonesia Provinsi Riau, Teguh Setiadi mengatakan, pelatihan perdana yang diikuti sekitar 50 pelaku usaha yang bergerak di bidang perikanan ini, diikuti oleh kalangan supplier dan unit pengolahan ikan di Riau. Dengan adanya pemahaman yang lebih baik terkait Good Manufacturing Prakctice (GMP), tentunya dapat mendorong terciptanya produk komoditas perikanan UMKM Riau yang bernilai tambah dan memenuhi standar mutu internasional.

"Riau memiliki potensi ikan yang cukup besar, jika dibandingkan dengan daerah lain. Kita terus mendorong, agar ekonomi Riau bisa terbantu dari sektor perikanan. Pelatihan HACCP ini merupakan pelatihan manajemen, dalam rangka memenuhi standar mutu komoditas perikanan. Kita berharap, mereka bisa mendapatkan sertifikat perikanan dengan mudah. Harapannya, dari ekspor yang selama ini dilakukan bisa lebih meningkat," ungkap Teguh Setiadi kepada Iniriau.com, Senin (16/03).

Kepala Pusat Pengendalian Mutu Kementerian Perikanan dan Kelautan,  Widodo Sumiyanto menjelaskan, kegiatan pelatihan HACCP ini sangat dibutuhkan bagi kalangan pelaku UMKM Riau dalam mendukung sektor ekspor perikanan. Karena berdasarkan persyaratan pangan internasional, seluruh ikan ekspor harus aman dikonsumsi melalui menajemen keamanan pangan.

"Kami dari Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, sangat menyambut baik pelatihan HACCP yang dilakukan oleh KPw BI Riau. Manajemen keamanan pangan melalui HACCP, merupakan sebuah standar internasional yang diterapkan oleh sejumlah negara. Kendala utama yang sering dihadapi para pelaku UMKM dalam penjaminan mutu pangan, adalah masalah sanitasi. Melalui pelatihan ini, ada 2 hal pokok yang akan kita latih yakni mengamankan sanitasi seluruh rangkaian proses dan mengamankan rangkaian proses dianalisis agar potensi bahaya tidak muncul," jelas Widodo.

Sementra itu, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Riau, Herman Mahmud mengungkapkan, hingga saat ini komoditas ekspor ikan segara ke sejumlah negara tetangga masih tetap normal meski wabah Covid-19 tengah melanda sejumlah negara. Riau sendiri memiliki sejumlah komoditas unggulan untuk aneka produk ikan segar, dengan daerah tujuan ekspor yang terus bertambah setiap tahunnya.

"Meski wabah Covid-19 mulai merebak, namun permintaan terhadap pasokan ikan segar dari negara tetangga masih tetap stabil. Untuk Riau sendiri, ada beberapa komoditi unggulan yang sudah kita ekspor seperti ikan arwana, kerang darah, kepiting bakau, udang vanamei, ikan segiri dan ikan tenggiri. Ada pun negara tujuan ekspor meliputi Malaysia, Thailand, Taiwan, China dan Singapura. Pada tahun 2019 lalu, sektor perikanan mampu menyumbangkan 50 miliar rupiah atau berkontribusi terhadap PDRB Riau sebesar 24 persen," beber Herman.

Kontribusi ekspor ikan Riau di kancah nasional, saat ini masih berkisar diangka 1,3 ton per tahun. Sementara itu, konsumsi ikan masyarakat Riau per tahun masih berada di kisaran angka 42 kg per kapital. **

Berita Lainnya

Index