PEKANBARU - Terus merosotnya harga jual TBS kelapa sawit dari petani yang terus terjadi secara berkepanjangan tidak hanya dipengaruhi oleh perang harga CPO di pasar dunia. Hal ini diungkapkan oleh Benson, seorang aktivis Rumah Kreasi Indonesia Hebat (RKIH) yang telah lama berkecimpung di dunia jual beli buah kelapa sawit petani di Tanjung Jabung Barat.
Menurut Benson ada persoalan mendasar terkait harga jual TBS petani salah satunya adalah soal jenis bibit dan asal bibit yang ditanam oleh petani.
"Banyak petani kita yang tidak paham akan hal ini, petani mengira tidak ada perbedaan hasil dari dari bibit yang digunakan. Dan sekilas jika melihat bentuk TBD memang tidak beda, karena persoalan harga tidak hanya ditentukan oleh kematangan buah, tapi ditentukan oleh jenis buah dan banyaknya rendemen" ujar Benson.
Dari hasil cermatan lapangan yg dilakukan menurut Benson salah satu penyebab harga TBS petani selalu rendah karna sawit petani rata-rata berasal dari jenis varietas rendah rendemen karena bibit yang digunakan bibit palsu dan bukan bibit unggul dari PPKS. Hal ini juga di dukung oleh temuan PPKS yang menyatakan bahwa 60% kebun sawit produktif menggunakan bibit palsu dimana 90% nya adalah perkebunan rakyat dengan potensi hasil hanya 12 ton TBS pertahun dengan rendemen kurang dari 16%. Hal ini tentu sangat mempengaruhi harga beli yang ditentukan oleh PKS karena salah satu dasar penyusunan harga beli TBS di PKS adalah varietas dan rendemen yang dihasilkan.
Maraknya penggunaan bibit palsu menurut Benson disebabkan oleh beberapa hal antara lain kurangnya informasi tentang pentingnya keaslian bibit dan varietas, jauhnya lokasi lokasi produsen bibit unggul, tingginya peredaran bibit palsu serta adanya kesan sulitnya memenuhi syarat administrasi dalam memperoleh bibit unggul.
Untuk mengatasi masalah tersebut melalui Program Sawit untuk Rakyat (Prowita), PPKS akan mengadakan pameran dan sosialisasi seputar bibit unggul kelapa sawit bagi petani.
"Kita akan adakan pameran dan sosialisasi terkait pentingnya bibit unggul bagi petani, agar petani lebih peka terhadap asal usul bibit yang mereka tanam, agar persoalan harga jual TBS ini tidak menjadi dilema yang berkepanjangan," jelasnya.
Menurut Benson, pameran dan sosialisasi yang akan diadakan pada tanggal 29 Juli 2017 bertempat di Jalan Lintas Jambi Kuala Tungkal, Simpang Abadi Lama, Desa Abadi kecamatan Berada Tanjung Jabung Barat ini merupakan kerja sama yang ia gagas melalui program Prowita dengan PPKS. Dalam pameran juga akan menyediakan stand bibit dengan berbagai varietas seperti PPKD 239, Yangambi, Simalungun dan Dumpy dengan harga kecambah Rp. 7.500 dan harga bibit mulai Rp. 20.000 sampai Rp. 31.000.
"Masyarakat silahkan datang, dapatkan informasi sebanyak mungkin, bagi yang ingin mendapatkan informasi tapi tidak sempat datang juga bisa kontak saya melalui telp, sms, WA atau line di 085270006282" ungkap Benson.***(rls/riauterkini.com)
Waspada, Bibit Sawit Palsu Beredar di Riau
Redaksi
Selasa, 00 0000 - 00:00:00 WIB

kelapa sawit
Pilihan Redaksi
IndexSemarakkan HUT ke-24, Demokrat Pekanbaru Gelar Turnamen Voli
Pagar Ditutup, Kantor DPRD Pekanbaru Dijaga Ketat TNI
Rapat Evaluasi, BK DPRD Pekanbaru Bahas Absensi Anggota Dewan
Lestarikan Budaya Melayu, LAM Pekanbaru Dukung Kebijakan Wako Soal Outer Baju Melayu
4 Bulan, Pelajar Berprestasi NASA Bakal Magang di UMRI
Tulis Komentar
IndexBerita Lainnya
Index Ekonomi
Pilih Duta Literasi Keuangan Tahun 2025, Triyoga Laksito Pastikan Pemenang Emban Tugas Khusus
Kamis, 22 Mei 2025 - 20:31:43 Wib Ekonomi
6 -12 Mei, BI Riau Gelar Ekspedisi Rupiah Berdaulat Tahun 2025
Selasa, 06 Mei 2025 - 22:30:00 Wib Ekonomi
BI dan OJK Komitmen Jaga Ketahanan serta Dukung Pertumbuhan Ekonomi
Jumat, 28 Maret 2025 - 17:09:31 Wib Ekonomi
Dorong Pengelolaan Wakaf Produktif di Riau, BI dan BWI Gelar Pelatihan serta Sertifikasi Nazhir Wakaf
Senin, 24 Maret 2025 - 19:40:14 Wib Ekonomi