Rupiah Pagi ini Tertekan ke Rp14.427/USD

Rupiah Pagi ini Tertekan ke Rp14.427/USD

Iniriau.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan Rabu pagi terpantau melemah tipis ketimbang hari sebelumnya yang berada di level Rp14.402 per USD. Mata uang Garuda gagal meredam keperkasaaan mata uang Paman Sam di tengah 'ledakan' covid-19 di Tanah Air.

Mengutip Bloomberg, Rabu, 23 Juni 2021, nilai tukar rupiah pada perdagangan pagi dibuka tertekan ke posisi Rp14.425 per USD. Pagi ini nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp14.415 hingga Rp14.427 per USD. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di level Rp14.257 per USD.

Sementara itu, dolar AS bertahan pada level yang lebih rendah pada akhir perdagangan Selasa (Rabu WIB). Ketua Fed Jerome Powell menegaskan kembali niat bank sentral AS untuk mendorong pemulihan pasar kerja yang luas dan inklusif, dan tidak menaikkan suku bunga terlalu cepat berdasarkan hanya pada ketakutan akan datangnya inflasi.

"Kami tidak akan menaikkan suku bunga secara pre-emptive karena kami khawatir akan kemungkinan terjadinya inflasi. Kami akan menunggu bukti inflasi aktual atau ketidakseimbangan lainnya," kata Powell dalam sidang di depan panel Dewan Perwakilan Rakyat AS.

Dolar telah melonjak setelah The Fed pada Rabu, 16 Juni mengatakan pembuat kebijakan memperkirakan dua kenaikan suku bunga pada 2023. Itu membuat investor mengevaluasi kembali taruhan bahwa Fed akan membiarkan inflasi berjalan pada tingkat yang lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama sebelum menaikkan suku bunga.

"Saya tidak berpikir dia menjelaskan lebih jauh tentang jadwal waktu. Dia juga tidak membuatnya lebih mendesak," kata Ahli Strategi Pasar DRW Trading Lou Brien, di Chicago.

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya turun 0,20 persen menjadi 91,733. Indeks bertahan di bawah tertinggi dua bulan di 92,408 yang dicapai pada Jumat, 18 Juni. Euro menguat 0,19 persen menjadi 1,1940 dolar AS dan dolar AS naik 0,28 persen menjadi 110,65 yen Jepang.

Para pejabat Fed telah menyatakan pandangan yang berbeda tentang kapan mungkin tepatnya untuk memperketat kebijakan moneter karena inflasi meningkat. "Bank sentral AS mungkin berada dalam posisi untuk mulai mengurangi dukungan luar biasa terhadap ekonomi AS pada akhir tahun ini atau awal tahun depan," kata Presiden Federal Reserve San Francisco Mary Daly.

"Para pejabat Fed akan terus mengawasi data ekonomi untuk menentukan kapan waktu yang tepat untuk mulai menyesuaikan kebijakan moneter dan setiap pembicaraan tentang kapan harus menyesuaikan suku bunga masih jauh," kata Presiden Federal Reserve New York John Williams.**

Sumber: Medcom

Berita Lainnya

Index