Penuhi Kebutuhan Kurban, Pemprov Riau Pasok Sapi dari Sumbar, NTT dan Bali

Penuhi Kebutuhan Kurban, Pemprov Riau Pasok Sapi dari Sumbar, NTT dan Bali
Ilustrasi-internet

iniriau.com,PEKANBARU - Masyarakat diminta tak perlu panik akan kebutuhan hewan kurban di Riau. Ribuan sapi sudah dipasok dari tiga provinsi, diantaranya sedang dibawa menuju Riau. 

Dari tiga provinsi tersebut, terbanyak hewan ternak sapi berasal dari Nusa Tengga Timur (NTT). Kemudian Bali termasuk Sumatera Barat (Sumbar).

"Insya Allah ketersediaan hewan kurban cukup. Kita sudah pasok ribuan sapi dab terbanyak dari NTT. Ada juga Bali dan Sumbar," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Provinsi Riau, Herman, Kamis (16/6/22). 

Dari 42 ribu kebutuhan sapi kurban di Riau sebanyak 70 persen diperkirakan sudah masuk ke Riau dan sudah tersuplai dimasing-masing daerah sesuai kebutuhan. Hewan ternak yang didatangkan jenis sapi madura. 

Untuk hewan sapi dari NTT dan Bali dalam perjalanan, menurut Herman diantaranya ada dua ribu ekor lebih. Kemudian ada juga 600 ekor lebih yang didatangkan pemasok lainnya dari berasal dari daerah yang sama. Semuanya diangkut melalui jalur darat. 

"Inikan ada beberapa pemasoknya. Yang jelas yang salam perjalanan hampir sampai ke Riau itulah," jelas Herman.

Ada pun pemilihan angkutan jalur darat, karena perhitungan dari sisi bisnis atau minim resiko dibandindingkan jalur laut.

"Sebenarnya kalau biaya lebih murah laut. Walau pun lebih cepat, tapi resiko tinggi. Pemasok tentu pertimbangan bisnis. Resiko darat lebih minim, tapi waktunya memang agak lama," ujar Herman.

Khusus untuk hewan kurban yang didatangkan dari Sumbar, menurut Herman, jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dua provinsi, NTT dan Bali. Pasalnya, Sumbar termasuk wilayah yang banyak terdapat kasus Penyakit Mulut dan Kuku( PMK). Namun, karena kebutuhan yang harus dicukupi, maka Pemprov Riau memberikan keringanan memperbolehkan mendatangkan sapi dari Sumbar dengan pemeriksaan kesehatan ketat. 

Setiap hewan sapi dipasok, Pemprov Riau berkewajiban mencek atau konfirmasi langsung ke dinas dan tempat ternak sapi tersebut. Hal ini untuk memastikan sapi yang dipasok benar-benar terbebas dari PMK. 

"Memang Sumbar banyak kasus PMK. Makanya kita perketat setiap hewan yang akan dipasok wajib ada surat kesehatannya. Kita cek langsung kondisi realnya. Kita tidak mau kecolongan. Karena kita memang butuh," papar Herman lagi.**

Berita Lainnya

Index