Stunting di Riau Masuk Posisi 10 Terendah di Indonesia

Stunting di Riau Masuk Posisi 10 Terendah di Indonesia
Ilustrasi anak stunting (foto: internet)

iniriau.com,PEKANBARU - Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Riau, Dra Magdalena Wati Yulia MSi, mengatakan, angka stunting di Riau terus mengalami penurunan setiap tahun.

Menurutnya, tahun  2013 lalu, persentase angka stunting di Riau mencapai 36,6 persen. Selanjutnya tiga tahun 2016  sebanyak 25,1, dan tahun 2019 kembali turun menjadi 24,1 persen.

"Berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 dari Kementerian Kesehatan RI mencatat kasus stunting di Provinsi Riau sebesar 22,3 persen. Dengan angka ini membuat Riau berada diposisi 10 terendah stunting di Indonesia," jelas Magdalena Wati Yulia beberapa waktu lalu.

Sementara untuk penyumbang angka stunting terbesar di Riau yaitu
Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) sebesar 29,7 persen. Kemudian
Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) 28,4 persen, diikuti Rokan Hulu (Rohul) 25,8 persen, Kampar 25,7 persen, Indragiri Hulu (Inhu) 23,6 persen, Kepulauan Meranti 23,3 persen, Kota Dumai 23 persen, Kuantan Singingi (Kuansing) 22,4 persen, Bengkalis 21, 9 persen, Pelalawan 21,2 persen, Siak 19,0 persen. Sedangkan angka stunting terendah di Riau yaitu Kota Pekanbaru dengan 11,4 persen.

" Angka tertinggi stunting ada di Rohil mencapai 29,7 persen dan terendah Pekanbaru hanya sekitar 11  persen. Namun kita akan terus berupaya menekan stunting di Riau," ungkapnya.

Magdalena mengaku pihaknya terus melakukan upaya menekan angka stunting di Riau. Diantaranya dengan membentuk sebanyak 3.558 tim pendamping keluarga di Riau, dengan jumlah petugas mencapai 10.674 orang.

" Kita akan terus menekan angka stunting. Hal ini sesuai instruksi Presiden RI, Jokowi untuk menurunkan angka stunting nasional menjadi 14   persen tahun 2024," tegas Magdalena.

Untuk itu BKKBN Riau menargetkan tahun 2022 ini bisa menurunkan angka stunting hingga tiga persen.**

Berita Lainnya

Index