iniriau.com, PEKANBARU - Polemik yang terjadi di Rumah Sakit Daerah (RSD) Madani Pekanbaru terus bergulir. Inspektorat Kota Pekanbaru berencana mengaudit anggaran rumah sakit milik Pemko Pekanbaru tersebut. Ini menyusul banyaknya uang jasa pelayanan (Jaspel) dokter spesialis yang belum dibayarkan oleh direksi.
"Khusus untuk jaspel, kita minta Inspektorat untuk segera mengaudit. Jadi bagian-bagian mana saja yang belum dibayarkan dan harus dibayarkan," kata Sekretaris Daerah Kota Pekanbaru Indra Pomi Nasution, Kamis (6/7).
Kabarnya puluhan dokter spesialis yang bertugas di rumah sakit belum dibayarkan uang jaspel oleh pihak direksi rumah sakit. Jumlahnya mencapai miliaran rupiah, terhitung dari tahun 2021 hingga saat ini.
Menurut Indra pihaknya sudah memanggil seluruh dokter spesialis dan direktur rumah sakit untuk mencari jalan keluar. Pihak rumah sakit harus tetap memberi layanan kepada masyarakat.
"Sekarang sudah memberikan pelayanan lagi. Tinggal kita menyelesaikan (pembayaran.red) jaspel. Di tahun 2021 itu tunggakan Rp2 miliar, lalu di tahun 2022 itu Rp2 miliar. Jadi ada sekitar Rp4 miliar tunggakan untuk jaspel 26 dokter spesialis tersebut," jelas Indra Pomi.
Puluhan dokter spesialis ini juga menyatakan sikap mosi tidak percaya terhadap Direktur RSD Madani. Mereka sempat berhenti memberikan layanan di rumah sakit tersebut karena permasalahan diatas.
Selain jaspel yang tidak dibayarkan, para dokter spesialis juga mengeluhkan sulit berkomunikasi dengan direktur. Kemudian untuk ketersediaan obat-obatan juga tidak dipenuhi direksi.
Indra memastikan bakal mengevaluasi kinerja Direktur RSD Madani Pekanbaru, Arnaldo Eka Putra. Ia tidak ingin pelayanan yang diberikan kepada masyarakat terganggu akibat masalah internal pihak rumah sakit.
"Pasti, kita akan evaluasi pasca serangkaian kisruh yang terjadi di rumah sakit tersebut," pungkasnya.**