iniriau.com, Pekanbaru - Cabang olahraga squash Riau meraih medali perunggu di pertandingan PON XXI Aceh-Sumut 2024. Tim squash Riau kalah unggul dari tim squash Jawa Barat yang sukses menempati podium juara kedua dan pertama di pertandingan final squash, di GOR Disporasu Medan, Kamis (19/9).
Sekretaris umum KONI Riau, Edy Satria mengapresiasi tim squash Riau di pelaksanaan PON XXI tersebut. Ia bangga karena atlet-atlet squash Riau bisa membawa nama baik Riau di iven olahraga nasional.
"Allhamdulillah, kita apresiasi prestasi atlet-atlet squash Riau yang sudah membawa nama baik Bumi Lancang Kuning. Terima kasih atas usaha dan kerja kerasnya selama ini, dan menjaga nama baik Riau," ujar Edy Satria kepada awak media posko KONI Riau di Medan.
Hal senada jiga disampaikan Plh Dispora Riau Helfandi yang ikut hadir menyaksikan pertandingan final squash PON XXI.
"Ya, kita dari pemerintah provinsi Riau mengucapkan terima kasih kepada atlet-atlet dan pelatih, yang telah berjuang dari hari pertama hingga hari terakhir pelaksanaan PON XXI ini. Memang kita hampir mendekati target, tapi pencapaian ini sudah luar biasa dan hal ini akan menjadi atensi kita, karena sudah membawa nama baik Riau," tutup nya mengakhiri wawancara, Kamis sore.
Sementara itu, di klasemen sementara PON XXI kontingen Riau berada di peringkat ke 11, dengan raihan 21 medali emas, 21 medali perak dan 31 medali perunggu.
“Kalau dicari alasan banyak alasan, banyak target medali emas yang tidak tercapai dari cabor menyampaikan target emas dari awal sebelum pelaksanaan PON. Secara perolehan medali pada PON Papua lalu kita tidak merosot, hanya posisi kita berada di peringkat 11 PON XXI ini,” ujar Wakil Ketua II KONI Riau Sanusi Anwar.
Sanusi Anwar menambahkan posisi Riau meluncur di peringkat 11 secara hitungan medali wajar saja. Karena tuan rumah Aceh dan Sumatera Utara, pasti masuk di 10 besar karena kedua Provinsi ini memasukkan cabang olahraga andalannya.
“Kita dari awal memang menargetkan 25 medali emas, namun kenyataannya di pelaksanaan PON ini banyak cabor yang gagal mencapai target. Untung juga kita tertolong dari cabor yang tidak menargetkan emas seperti ski air dan juga senam melebih target, begitu juga dengan anggar,” jelas Sanusi.
Sanusi Anwar mengingatkan untuk tidak lupa bersyukur karena prestasi yang sudah susah payah di capai atlet-atlet Riau.
“Tapi kita tetap bersyukur seluruh atlet kita sudah berjuang semampu mereka, sampai akhir pertandingan. Ada yang berhasil ada yang tidak, dan ini menjadi pelajaran bagi kita kedepan. PON tahun ini memang singkat karena PON tahun ini PON tercepat, yang biasanya 4 tahun, ini baru 3 tahun dari PON Papua tahun 2021 lalu,” ujar mantan atlet nasional ini menutup wawancara.
Kontingen Riau ringsek di posisi ke 11 dan tidak mencapai 25 emas, karena gagalnya cabang olahraga andalan yang sudah menargetkan medali emas. Apapun cabang olahraga andalan kontingen Riau yang gagal mencapai target yaitu, angkat besi, binaraga, sepak takraw, paramotor, terjun payung, dayung, muaythai, barongsai, dan kempo.**