Golkar: Kader Demokrat membelot Murni Keputusannya Sendiri

Golkar: Kader Demokrat membelot Murni Keputusannya Sendiri
Ace Hasan Syadzily, Golkar

Iniriau.com - Koalisi Joko Widodo-Ma'ruf Amin membantah telah membajak kader-kader Demokrat untuk bergabung di Pilpres 2019. Juru Bicara Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Syadzily mengatakan kader-kader Demokrat menyatakan dukungan ke Jokowi-Ma'ruf atas keputusannya sendiri.

Jokowi-Ma'ruf mendapatkan suntikan dukungan dari beberapa kepala daerah yang juga kader Demokrat. Mereka adalah Gubernur Jatim Soekarwo, Gubernur NTB TGB Zainul Majdi, Gubernur Papua Lukas Enembe, Deddy Mizwar.

"Tak ada yang membajak kader Demokrat. Dukungan para kader Partai Demokrat itu murni atas kesadaran mereka sendiri," kata Ace, Rabu (12/9).

Dukungan para kepala daerah yang berasal dari demokrat didasarkan pada dua kondisi obyektif di daerahnya. Ace menjelaskan, pertama masyarakat di daerahnya menilai pemerintahan Jokowi selama 4 tahun terakhir cukup berhasil.

"Rakyat yang dipimpin di daerahnya memang melihat kepemimpinan Pak Jokowi dinilai kinerjanya baik dan berhasil sehingga tidak mungkin berbeda dengan pilihan rakyatnya," ujarnya.

Kondisi kedua yakni masyarakat memandang pembangunan nasional membutuhkan sinergitas dari pemerintah pusat dan daerah.

"Perlu ada sinergi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dalam mensukseskan pembangunan. Banyak proyek strategis nasional yang membutuhkan dukungan dan sinergi antara pemerintahan pusat dan pemerintah daerah," tandasnya.

Sebelumnya, Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean mengatakan, apa yang disampaikan Timses Jokowi hanyalah klaim sepihak.

"Itu semua klaim-klaim dari kubu Jokowi yang merasa berhak dan merasa bisa seenaknya dan semaunya kepada pejabat negara karena merasa berkuasa," ucap Ferdinand saat dikonfirmasi, Selasa (11/9).

Dia menuturkan, sebenarnya hati Pakde Karwo ingin terus bersama Demokrat. Namun, dirinya menyebut apa yang dilakukan Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf sangat arogan.

"Kami mengerti betul dan tahu betul situasi kebatinan Pakde Karwo yang sesungguhnya ingin terus bersama Partai Demokrat. Namun ulah dan perilaku Timses Jokowi-Ma'ruf ini seperti arogan sekali memasukkan nama seseorang jadi tim mereka. Seolah mereka paling berhak menentukan pilihan politik seseorang," ungkap Ferdinand.

Dia meminta, agar Tim Jokowi-Ma'ruf tak melakukan pembajakan lagi. Bahkan sampai menarik kader Demokrat. (irc/merdeka)

Berita Lainnya

Index