Dumai. iniriau.com-Warga Kelurahan Mundam, Kota Dumai, Riau protes atas pemindahan proyek pembangunan turap yang seharusnya dilakukan di derah mereka namun pada kenyataanya proyek tersebut malah berpindah ke Kelurahan Teluk Makmur, Kecamatan Medang Kampai, Kota Dumai.
Seperti yang disampaikan oleh tokoh masyarakat Kelurahan Mundam, Budi saat dihubungi Rabu (12/9/2018). Ia mengatakan diduga ada unsur kesengajaan dalam pemindahan dalam proyek ini.
"Proyek pembangunan turap ini seharus seharusnya dikerjakan di Kelurahan Mundam, ini kok malah dilaksanakan di Kelurahan Teluk Makmur. Ini jelas ada kesalahan dalam membangun proyek turap. Ada unsur sengaja memindahkan proyek itu," ujarnya.
Diceritakan Budi, pemindahan proyek itu diketahui oleh warga karena plang proyek yang dipancang di lokasi pembangunan turap bertuliskan lokasi Kelurahan Mundam. Namun, proyek yang dikerjakan CV Buana Negeri itu malah dibangun di sekitaran Pelabuhan Koneng, Kelurahan Teluk Makmur dengan nilai kontrak Rp610.688.339,80.
"Plang proyeknya ada tulisan Mundam, dari situlah kami tahu ternyata dipindahkan proyek itu. Padahal, kami sudah lama mengajukan pembangunan turap di daerah kami, sejak tahun 2016 lalu," ungkapnya.
Budi menyebutkan lagi, warga Mundam tidak memiliki kepentingan dalam pembangunan proyek tersebut. Mereka meminta kepada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau membangun turap di daerah mereka agar rumah warga tidak mengalami abrasi.
"Kondisi rumah warga kami sudah mengkhawatirkan, abrasi mulai mengancam. Kalau tidak dibangun turap, habislah rumah kami ditelan air laut. Ini pengajuan kami direalisasikan, tapi proyeknya malah dipindahkan ke daerah sebelah," keluh Budi.
Pihak Kantor Kecamatan Medang Kampai akhirnya mengetahui adanya peralihan proyek turap tersebut, hingga dilakukan mediasi antara warga Mundam dengan pihak kontraktor dan tokoh masyarakat Teluk Makmur. Setelah ditelusuri, ternyata ada seorang anggota DPRD Dumai yang berdomisili di wilayah tersebut.
"Kami tidak ingin menuduh, tapi kenyataannya mereka membangun turap di Teluk Makmur itu ada kepentingannya. Di situ ada Pelabuhan Koneng milik Pak Koneng. Proyek itu hak warga kami yang dirampas kepentingan pelabuhan," ucap Alihan, warga lainnya.
Setelah dilakukan mediasi oleh Plt Camat Medang Kampai, Muhammad Zakir, para pihak baik warga Teluk Makmur maupun masyarakat Mundam dan kontraktor pelaksana sepakat untuk mengembalikan proyek itu ke tempat semula, yaitu di Mundam.
"Kami berharap peralihan proyek yang memiliki kepentingan itu tidak terjadi lagi. Kami masyarakat Kelurahan Mundam, ingin proyek itu dikembalikan ke tempat awalnya, di daerah kami," ucap Anwar, tokoh masyarakat setempat.