iniriau.com, PEKANBARU – Provinsi Riau mencatatkan deflasi tipis sebesar 0,02 persen pada Januari 2025, yang diungkapkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau. Salah satu penyebab utama penurunan harga ini adalah pemberian diskon tarif listrik bagi rumah tangga dengan daya di bawah 2.200 VA, yang berlaku selama dua bulan berturut-turut, Januari dan Februari 2025.
Kepala BPS Provinsi Riau, Asep Riyadi, mengungkapkan bahwa kebijakan diskon listrik berkontribusi besar terhadap deflasi yang tercatat pada bulan Januari ini.
"Diskon listrik ini menjadi penyumbang utama dengan andil mencapai 10,11 persen dalam deflasi. Ini sangat signifikan dan memberikan dampak langsung pada pengeluaran rumah tangga," ujar Asep dalam wawancara pada acara rilis berita resmi BPS, Senin (3/2/2025).
Selain tarif listrik, beberapa komoditas lain juga turut memberikan andil dalam mencatatkan deflasi, antara lain perumahan, air, bahan bakar rumah tangga, serta sejumlah bahan makanan seperti tomat, jengkol, sawi hijau, dan ikan tongkol.
Namun, meski terjadi deflasi, Riau juga mencatatkan inflasi tahunan (y-on-y) sebesar 1,12 persen jika dibandingkan dengan Januari 2024. Asep Riyadi menjelaskan bahwa kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang utama inflasi, dengan minyak goreng sebagai komoditas dominan.
"Inflasi tahunan ini lebih dipengaruhi oleh kenaikan harga bahan makanan, terutama minyak goreng. Selain itu, inflasi juga terjadi pada sektor perawatan pribadi dan emas perhiasan, serta sektor restoran dengan peningkatan harga nasi dengan lauk," tambahnya.
Dengan adanya pengaruh positif dari kebijakan diskon listrik serta adanya lonjakan harga pada beberapa komoditas, dinamika inflasi dan deflasi di Riau semakin mencerminkan kompleksitas ekonomi yang perlu dicermati di awal tahun 2025.**