.jpeg)
iniriau.com, PEKANBARU - Banjir yang melanda Kota Pekanbaru sejak Kamis (6/3/2025) memaksa 17 sekolah menghentikan kegiatan belajar mengajar. Air yang meluap dari Sungai Siak merendam bangunan sekolah, membuat ribuan siswa dan tenaga pendidik kesulitan beraktivitas.
Sejumlah sekolah yang terdampak di antaranya SDN 140, SDN 65, SDN 120, SDN 166, SDN 179, SMPN 31, SMPN 51, SMPN 27, SDN 40, dan SMPN 38. Selain itu, SDN 175, SDN 171, SD IT Al Qudwah Rumbai, TK Riyadul Jannah Rumbai, SDN 91, SDN 127, serta SDN 103 juga ikut terendam banjir. Ketinggian air yang mencapai bagian dalam bangunan memaksa pemerintah kota mengambil langkah darurat.
Wali Kota Pekanbaru, Agung Nugroho, menegaskan bahwa keputusan untuk meliburkan sekolah diambil demi keselamatan siswa. Selain itu, banyak keluarga yang harus mengungsi, sehingga kegiatan belajar di sekolah menjadi tidak memungkinkan.
"Saat ini prioritas kami adalah keselamatan anak-anak dan tenaga pendidik. Banyak siswa yang harus mengungsi, sehingga belajar dari rumah menjadi pilihan terbaik sementara waktu," ujar Agung saat ditemui pada Jumat (7/3/2025).
Meskipun kondisi ini terjadi di awal bulan Ramadan 1446 H, pemerintah tetap berharap para siswa bisa mengikuti pembelajaran dari rumah agar tidak tertinggal materi pelajaran.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, Abdul Jamal, menjelaskan bahwa sebagian besar sekolah yang terdampak mengalami kendala akses. Genangan air di depan gedung sekolah cukup tinggi, membuat siswa dan guru sulit untuk masuk.
"Bukan hanya air yang menjadi masalah, tetapi juga risiko lain seperti hewan liar yang terbawa arus. Ini bisa membahayakan siswa jika dipaksakan masuk ke sekolah," jelasnya.
Selain merendam sekolah, banjir juga mengganggu akses jalan di sekitar wilayah terdampak, membuat mobilitas warga semakin sulit. Hingga saat ini, pihak terkait terus memantau perkembangan situasi dan akan mengambil langkah lanjutan jika kondisi belum membaik dalam beberapa hari ke depan.**
