Bappenas Fasilitasi Pendanaan Pembangunan Inovatif untuk Riau

Bappenas Fasilitasi Pendanaan Pembangunan Inovatif untuk  Riau
Gubernur Riau Abdul Wahid mengadakan pertemuan strategis dengan Plt. Direktur Pendanaan Bilateral Bappenas, Siliwanti (foto: istimewa)

iniriau.com, JAKARTA - Gubernur Riau, Abdul Wahid, didampingi Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan serta Plt. Kepala Bappeda Provinsi Riau, mengadakan pertemuan strategis dengan Plt. Direktur Pendanaan Bilateral Bappenas, Siliwanti, dan perwakilan Millennium Challenge Account Indonesia (MCAI), Maurin Sitorus, di kantor Bappenas, Kuningan, Jakarta.

Pertemuan ini membahas kelanjutan program hibah Compact II dari Millennium Challenge Corporation (MCC), Amerika Serikat, yang bertujuan mendukung inisiatif pembangunan inovatif di Indonesia. Program ini memberikan hibah sebesar USD 649 juta, dengan tambahan kontribusi dari Pemerintah Indonesia sebesar USD 48,7 juta.

Dalam tahap pelaksanaan Compact II, terdapat lima provinsi yang menjadi sasaran program, yakni Riau, Kepulauan Riau, Sumatra Selatan, Bali, dan Sulawesi Utara. Provinsi Riau telah mengajukan sejumlah usulan program yang telah diverifikasi dan disetujui oleh MCC. Di antaranya adalah pengembangan fasilitas layanan transportasi roro Dumai–Rupat, mencakup penambahan tiga kapal feri, pembangunan dua dermaga dan terminal, serta peningkatan infrastruktur ruas jalan di Pulau Rupat.

Plt. Direktur Pendanaan Bilateral Bappenas, Siliwanti, menyampaikan apresiasinya terhadap kinerja Riau yang dinilai sebagai salah satu provinsi terbaik dalam implementasi program Compact sebelumnya.

“Saya optimis program hibah Compact II akan mulai berjalan tahun ini. Provinsi Riau menunjukkan komitmen tinggi dan menjadi salah satu yang terbaik dalam pelaksanaan Compact I. Kita berharap MCC terus memberikan dukungan," ujarnya.

Gubernur Riau menyambut baik dukungan yang telah diberikan dan berharap Compact II juga mencakup penguatan sektor ekonomi lokal.

“Kami berharap selain mendukung pengembangan kawasan strategis seperti Rupat, MCC juga dapat memberikan perhatian pada pembiayaan UMKM serta penyusunan roadmap pembangunan jangka panjang hingga 2045, sejalan dengan visi Indonesia Emas,” tutur Abdul Wahid.

Menanggapi hal tersebut, perwakilan MCC Indonesia, Maurin Sitorus, mengonfirmasi bahwa pelaksanaan Compact II sangat mungkin terealisasi dalam waktu dekat.

“Kami perkirakan 90% program Compact II akan terealisasi tahun ini. Riau sudah disetujui untuk peningkatan layanan roro Dumai–Rupat, dan memang terbukti sebagai salah satu provinsi terbaik dalam perencanaan dan pelaksanaan program ini,” ungkapnya.

Maurin menjelaskan bahwa Compact II terdiri dari empat program utama, yaitu 
program ATLAS, peningkatan kapasitas, pendampingan, bantuan teknis, studi kelayakan, dan konstruksi. Program FMDP,  bantuan teknis dan skema pembiayaan campuran (blended finance).

Program MSME Finance,  pembiayaan untuk UMKM serta integrasi data tunggal UMKM. Terakhir Program Monitoring dan Evaluasi,  meliputi kegiatan monev, jasa konsultan, sewa, personel, serta operasional.

“Terkait dukungan untuk UMKM yang disampaikan Pak Gubernur, bisa kami akomodasi dalam program MSME Finance. Kami ingin mendorong UMKM memiliki Nomor Induk Berusaha agar bisa mengakses pembiayaan melalui bank. Dana akan kami salurkan lewat perbankan,” jelas Maurin.

“Untuk penyusunan roadmap pembangunan jangka panjang, itu bisa dimasukkan ke dalam program ATLAS melalui skema pembiayaan studi kelayakan,” tambahnya.

Gubernur Riau menutup pertemuan dengan mengucapkan terima kasih atas dukungan yang diberikan serta membuka kemungkinan kolaborasi dengan bank daerah sebagai mitra penyalur dana untuk UMKM.

“Kami memiliki bank daerah yang siap dilibatkan dalam program pembiayaan UMKM. Apapun kebijakan yang diperlukan agar program ini berjalan optimal, akan kami dukung dan tindak lanjuti,” pungkasnya.**

 

 

#Pemprov Riau

Index

Berita Lainnya

Index