iniriau.com, Pekanbaru - Isu perpecahan antara gubernur dan wakil gubenur Riau, Abdul Wahid - Hariyanto bukan rahasia lagi. Retaknya hubungan dua pemimpin Riau tak lama setelah dilantik ini hingga kini masih jadi buah bibir di masyarakat.
Eks birokrat Pemprov Riau yang pernah menjabat Kepala Biro Humas dan juga Sekretaris Dewan DPRD Riau, Zulkarnain Kadir meminta gubernur dan wakil gubernur Riau segera menghentikan perang dingin yang terjadi antara mereka, demi kebaikan Riau.
"Saya harap keduanya berhenti saling acuh tak acuh seperti ini. Gimana mau bangun Riau kalau pemimpinnya tak akur. Malu lah sama masyarakat karena ini sudah jadi buah bibir dari mulut ke mulut. Beda pendapat itu boleh, tapi jangan sampai merugikan masyarakat," kata Zulkarnain Kadir kepada iniriau.com, Kamis (30/7), di Pekanbaru.
ZK berharap keduanya kembali kompak, apalagi ditengah situasi ekonomi daerah yang sedang tidak baik-baik saja.
"Kompak lagi dalam bertugas, tidak lucu rasanya baru duduk di pemerintahan sudah bersimpang jalan. Biasanya, pemimpin itu berbeda pendapat diakhir masa jabatan, ini di awal-awal memimpin," ujar ZK menambahkan kekecewaannya.
"Masyarakat Riau itu butuh pemimpin yang solid dalam menjalankan roda pemerintahan. Bagaimana mereka akan menepati janji politiknya, untuk membawa Riau sejahtera jika tak akur? Atau itu hanya sekedar janji politik saja?" tutup ZK yang pernah pernah jadi politikus Partai PPP.
Sebelumnya, kontra pendapat yang jelas terlihat saat Abdul Wahid - SF Hariyanto menyampaikan terkait tunda bayar Pemprov Riau mencapai angka Rp 2,2 triliyun di Rapat Konsultasi Publik RPJMD, 12 Maret 2025 lalu.
Angka tunda bayar yang mencapai triliunan ini sempat membuat Gubernur Riau Abdul Wahid pusing tujuh keliling. Bahkan ia berencana memotong TPP ASN di lingkungan Pemprov Riau sebagai solusinya.
Dilain pihak, SF Hariyanto membantah pernyataan Gubernur Riau tersebut. Eks Kadis PUPR era Rusli Zainal itu dengan tegas mengatakan angka defisiensi Rp 2,2 triliyun itu tidak benar. Menurut SF Hariyanto, defisit anggaran hanya Rp132 milyar. SF Hariyanto bahkan dengan tegas mengatakan jika ia punya datanya. Sejak perdebatan itu hingga kini, keduanya sudah tidak akur lagi.
Gubri Abdul Wahid sendiri dalam sebuah wawancara dengan media pernah ditanya soal retaknya hubungannya dengan SF Hariyanto, tetapi Wahid membantah, "Kami baik-baik saja, " ujarnya singkat kepada wartawan beberapa waktu lalu.**