Iniriau.com, Jakarta - Ribuan warga Boyolali turun ke jalan memprotes pernyataan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto soal tampang Boyolali. Bupati hingga Ketua DPRD Boyolali juga ikut serta dalam aksi tersebut.
Bupati Boyolali Seno Samodro, Wakil Bupati Said Hidayat, Ketua DPRD Boyolali S Paryanto yang hadir dalam aksi demo ikut melakukan orasi menanggapi pidato Prabowo. Seno Samodro menyerukan agar tidak memilih Prabowo dalam Pilpres mendatang. Seruan itu adalah dampak dari pernyataan Prabowo yang dinilai merendahkan warga Boyolali dalam pidatonya.
"Saya tegaskan, karena ini Forum Boyolali Bermartabat, tidak usah menjelek-jelekkan Prabowo. Kita sepakat tidak akan memilih calon presiden yang nyinyir terhadap Boyolali. Setuju?" kata Seno Samodro dalam orasinya di depan ribuan warga Boyolali, di aksi yang berlangsung di gedung Balai Sidang Mahesa, Boyolali Minggu (4/11).
Warga yang berdemo tersebut juga meminta agar Prabowo meminta maaf atas pernyataannya tersebut. Meski demikian, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, menolak meminta maaf.
Juru bicara BPN Prabowo-Sandi, Sriyanto Saputro, beralasan telah mempelajari video tersebut secara utuh. Menurutnya tidak ada kesalahan atas ucapan Prabowo dalam pidato pembukaan posko relawan Prabowo-Sandi di Boyolali itu.
"Menurut saya (minta maaf itu) terlalu jauh. Apa yang disampaikan Pak Prabowo itu di forum internal para pendukung, para relawan, termasuk partai koalisi. Tidak ada satu pun yang datang itu tersinggung," ujarnya dalam keterangan pers di Solo, Minggu (4/11)
Dia justru menilai aneh jika ada orang lain di luar forum yang ikut terprovokasi. Sebab video yang beredar bukanlah versi lengkap.
"Kalau kemudian pihak lain yang tidak ada di situ, tapi karena terprovokasi oleh potongan video kan jadi aneh. Apa yang disampaikan Pak Prabowo Itu tulus secara utuh," kata dia.
Prabowo juga mengaku bingung segala tindak-tanduknya kini dianggap salah. Dia merasa bingung karena candaanya yang dipersoalkan.
"Saya baru keliling kabupaten-kabupaten Jawa Tengah, Jawa Timur. Mungkin Saudara monitor. Jadi, saya juga bingung, kalau saya bercanda dipersoalkan, kalau saya begini, dipersoalkan, begitu dipersoalkan," ujar Prabowo di acara Tablig Akbar dan Deklarasi Komando Ulama Pemenangan Prabowo Sandi (Kopassandi) di GOR Soemantri Brodjonegoro, Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (4/11).
Prabowo mengaku paham dengan keadaan sekarang. Dia menyebut ini adalah politik. "Saya tahu tapi ini adalah politik, ini adalah musim politik," sebut Prabowo.
Ketum Partai Gerindra itu mengaku merasakan dukungan yang amat besar dari rakyat saat dirinya berkunjung ke beberapa daerah. Dalam pidatonya, Prabowo menceritakan banyak hal, termasuk soal buku yang diterbitkannya.
Prabowo menyebut dia sudah sejak lama mengingatkan akan bahaya stunting atau gangguan pertumbuhan. Lagi-lagi, kata dia, pidatonya mengenai masalah tersebut dan ekonomi dipermasalahkan.
"Ini kan kita warning. Kalau warning, ada yang tersinggung, 'jangan bicara ekonomi'. Loh, ekonomi masalahnya. Nggak boleh bicara ekonomi, nggak boleh bercanda," cerita Prabowo.
Sebelumnya, dalam salah satu cuplikan video pidato, Prabowo membicarakan mengenai belum sejahteranya masyarakat saat ini. Ia memberi ilustrasi tentang ketimpangan sosial dengan menyebut tampang Boyolali akan terasing jika memasuki hotel-hotel mewah di Jakarta.
"Kalian kalau masuk, mungkin kalian diusir. Tampang kalian tidak tampang orang kaya, tampang-tampang kalian ya tampang orang Boyolali ini. Betul?" kata Prabowo kepada para pendukungnya. (irc/detik)