Pekanbaru, iniriau.com-Jumlah pelajar dan mahasiswa di Pekanbaru terinfeksi HIV AIDStahun 2018 ini jauh meningkat dibandingkan 2017.
Peningkatan jumlah pelajar dan mahasiswa di Pekanbaru terinfeksiHIV AIDS ini semakin mengkhawatirkan.
Penyakit HIV dan AIDS masih menjadi momok yang menakutkan bagi orang tua di Pekanbaru.
Pasalnya penyakit ini mulai merambah kalangan anak muda.
Perlahan namun pasti, wabah ini pun menyasar kalangan pelajar dan mahasiswa.
Berdasarkan data yang Tribunpekanbaru.com himpun di Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, hingga Agustus 2018 tercatat sebanyak 80 kasus yang berstatus pelajar dan mahasiswa terinfensi penyakit HIV AIDS.
Rinciannya 44 kasus diantaranya adalah kasus AIDS dan 36 kasus adalah HIV.
Kasus HIV AIDS yang merambah kalangan pelajar dan mahasiswa meningkat jika dibandingkan tahun 2017 lalu.
Tahun lalu kasus HIV AIDS mencapai 74 kasus, 40 kasus diantaranya adalah AIDS dan sisanya 34 kasus adalah HIV.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Gustiyanti, langkah pencegahan yang dilakukan oleh Pemko Pekanbaru dalam hal ini Diskes Kota Pekanbaru yakni memberikan pelayanan kesehatan, mengedukasi dan memberikan obat.
"Jadi tugas kami adalah bagaimana yang sudah terjangkit tidak menularkan lagi ke orang lain. Berhenti sampai disitu. Tidak ada lagi penularan atau kasus baru. Itu peranan kami," katanya.
Pihaknya menghimbau kepada para penderita HIV AIDS yang terkena kasus HIV AIDS untuk melakukan konseling.
"Silahkan datang ke Puskesmas yang ada di Kota Pekanbaru untuk melakukan konselling. Kita siap membantu," ujarnya.
Jika setelah dilakukan pemeriksaan ternyata positif terinveksi HIV AIDS maka pihaknya juga siap melakukan pelayanan konseling secara sukarela di 20 Puskesmas yang ada di Kota Pekanbaru.
"Untuk pengobatan bisa dilakukan di rumah sakit. Seperti di RSUD Arifin Achmad, RS Santamaria, RSJ, Puskesmas Simpang Tiga, Puskesmas Tenayan Raya dan Puskesmas Limapuluh," katanya.
Sementara saat disinggung terkait upaya pencegahan yang dilakukan untuk menekan angka kasus HIV AIDS di Kota Pekanbaru, pihaknya membutuhkan semua kalangan untuk sama-sama melakukan pencegahan.
"Semua pihak harus terlibat. Tidak hanya kami saja dari Dinas Kesehatan. Tapi juga dibutuhkan peranan dari KPA, tokoh masyarakat, LSM dan tokoh agama dan masyarakat itu sendiri. Agar semua sama-sama menjauhkan prilaku yang bisa menyebabkan penularan penyakit ini," pungkasnya. (irc/tpc)