Rohil, iniriau.com-Awal tahun 2019 sudah ada 15 hektare lahan gambut yang terbakar di Rokan Hilir (Rohil), Riau. Kebakaran tersebut terjadi tiga hari terakhir, saat ini petugas masih berupaya melakukan pemadaman.
"Iya benar awal tahun ada kebakaran di Rohil sekitar 15 hektare. Tim gabungan sudah turun, saat ini mereka terus melakukan pemadaman," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger , Rabu (2/1/2019).
Edwar mengaku sempat terkejut dengan adanya insiden kebakaran di awal tahun. Sebab berdasarkan informasi jajarannya di sana bahwa kebakaran tersebut telah terjadi sejak dua hari lalu.
Karena itu pihaknya meminta aparat untuk menindaklanjuti insiden kebakaran tersebut, dan harus segera diinvestigasi untuk menemukan aktor utama pelaku pembakaran lahan gambut.
"Ini tak bisa dibiarkan, ini harus segera investigasi, siapa pelakunya. Lahannya punya siapa sebelum banyak kebakaran. Jangan sampai nanti meluas ke lahan yang lain," tegasnya.
Dengan adanya kasus kebakaran di Rohil, lanjut Edwar, maka akan menjadi pertimbangan Pemerintah Provinsi Riau untuk menetapkan status siaga darurat Karhutla lebih awal.
"Kita lihat perkembangan ke depan, nanti juga saya akan koordinasi dengan BMKG sebelum menetapkan status siaga Karhutla," tukas mantan Penjabat Walikota Pekanbaru ini.
Untuk diketahui tahun 2018 Pemprov Riau menetapkan status siaga Karhuta di awal Januari setelah insiden kebakaran melanda secara masif di beberapa kabupaten dan kota. Status siaga darurat karhutla itu berakhir pada 30 November 2018 lalu.
Kemudian bersamaan itu Pemprov Riau juga menetapkan siaga darurat banjir dan longsor. Dengan pertimbangan bencana banjir melanda sejumlah daerah Riau. Status siaga darurat banjir ini baru berakhir pada 31 Desember 2018.(irc/cc)
Edwar mengaku sempat terkejut dengan adanya insiden kebakaran di awal tahun. Sebab berdasarkan informasi jajarannya di sana bahwa kebakaran tersebut telah terjadi sejak dua hari lalu.
Karena itu pihaknya meminta aparat untuk menindaklanjuti insiden kebakaran tersebut, dan harus segera diinvestigasi untuk menemukan aktor utama pelaku pembakaran lahan gambut.
"Ini tak bisa dibiarkan, ini harus segera investigasi, siapa pelakunya. Lahannya punya siapa sebelum banyak kebakaran. Jangan sampai nanti meluas ke lahan yang lain," tegasnya.
Dengan adanya kasus kebakaran di Rohil, lanjut Edwar, maka akan menjadi pertimbangan Pemerintah Provinsi Riau untuk menetapkan status siaga darurat Karhutla lebih awal.
"Kita lihat perkembangan ke depan, nanti juga saya akan koordinasi dengan BMKG sebelum menetapkan status siaga Karhutla," tukas mantan Penjabat Walikota Pekanbaru ini.
Untuk diketahui tahun 2018 Pemprov Riau menetapkan status siaga Karhuta di awal Januari setelah insiden kebakaran melanda secara masif di beberapa kabupaten dan kota. Status siaga darurat karhutla itu berakhir pada 30 November 2018 lalu.
Kemudian bersamaan itu Pemprov Riau juga menetapkan siaga darurat banjir dan longsor. Dengan pertimbangan bencana banjir melanda sejumlah daerah Riau. Status siaga darurat banjir ini baru berakhir pada 31 Desember 2018.(irc/cc)
​