Iniriau.com, PEKANBARU - Ketua Komisi I DPRD Bengkalis Nanang tak bisa menahan amarahnya saat pertemuan bersama perwakilan dua perusahaan asing yang beroperasi di Duri. Yakni PT Becker Hughes dan Schlumberger.
Nanang bahkan sampai menggebrak meja rapat pada pertemuan digelar di ruang rapat DPRD Riau, Senin (21/2/22). Tumpahan kekesalan Nanang tersebut, karena pihaknya merasa tak dihargai saat melakukan sidak pada kedua pihak perusahaan asing itu, beberapa waktu lalu. Permasalahan ini pun kemudian sampai ke DPRD Riau, sekaligus menjadi penengah dengan menghadirkan kedua pihak untuk penyelesaian. Sejumlah anggota DPRD Riau yang hadir, yakni Eddy Moh A Yatim selaku Ketua Komisi V. Kemudian Agung Nugroho selaku Wakil Ketua DPRD Provinsi Riau, Husaini Hamidi selaku Ketua Komisi III serta Zulkifli Indra sebagai anggota Komisi V.
" Kalau hanya minta maaf, mudah sekali caranya. Kami sudah harus menunggu di bawah panas, dicegah sama security, tidak ada kejelasan. Apa perlu kita buka semua permasalahan perusahaannya disini." Sergah Nanang dengan nada tinggi. Amukan Wakil Rakyat dari Kabupaten Bengkalis ini sendiri berawal saat menindaklanjuti keluhan warga, karena waktu melamar pekerjaan di perusahaan asing tersebut tidak respon.
" Kami datang sebagai perwakilan masyarakat. Saat sampai di depan gerbang dihadang oleh security yang melarang kami untuk masuk, alasannya mau minta ijin manajemen. Yang namanya minta izin kalau sepuluh sampai lima belas menit menunggu, bisa dimaklumi, ini kami sampai satu jam menunggu di luar, panas-panasan. Dimana letak mereka menghargai kami." Protes Nanang.
Nanang juga menyampaikan keprihatinannya atas niatan warga untuk bekerja. Namun, diabaikan perusahaan. "Padahal pemuda kita tidak kalah kalau disandingkan dalam bekerja." Ungkap Nanang.
Sofyan selaku Wakil Ketua Komisi I DPRD Bengkalis juga menyatakan sama, termasuk soal tidak dihargainya kedatangan mereka saat gelaran sidak ke perusahaan asing itu. Sementara, terkait keluhan warga, sebagai warga tempatan mestinya, pihak perusahaan bisa mengakomodir sebagai bentuk keperdulian ditengah himpitan ekonomi yang saat ini terjadi. Sofyan juga menyatakan bahwa bentuk kepedulian dari Becker Hughes dan Schlumberger terhadap masyarakat sekitar masih minim.
" Laporan dari warga yang tidak digubris saat melamar pekerjaan di dua perusahaan asing. Inilah yang membuat kami turun saat itu, untuk melakukan pemeriksaan atas asistensinya." Ujar Sofyan.
Menanggapi hal tersebut, kedua perwakilan perusahaan asing tersebut meminta maaf atas ketidaknyamanan pelayanan mereka saat anggota Dewan Kabupaten Bengkalis melakukan sidak. Perwakilan perusahaan asing itu juga berjanji akan membahas persoalan ini untuk mencari jalan keluar.
" Kami memohon maaf, bukan kami tidak mau melayani bapak-bapak sekalian, tetapi kondisi saat itu dalam penerapan protokol kesehatan oleh pimpinan pusat." Ucap perwakilan perusahaan Becker.
Menanggapi hal ini, Eddy Moh Yatim menegaskan akan melakukan pemeriksaan kepada kedua perusahaan tersebut dalam waktu dekat. Hal ini sebagai tindak lanjut atas dasar menengahi persoalan antara Komisi I DPRD Bengkalis dan pihak perusahaan. Eddy Yatim sempat memberikan masukan sebagai bentuk perhatian perusahaan terhadap warga sekitar, diantaranya bisa dilakukan dengan memkasimalkan penyaluran bantuan keuangan melalui program kerja dalam bentuk CSR.
" Kami akan melakukan pemeriksaan langsung pada Maret 2022 nanti, tolong dipersiapkan semua data-data terkait CSR lima tahun kebelakang, data karyawan, pembayaran BPJS dan juga termasuk data pekerja asing seperti yang disampaikan tadi." Kata Eddy menutup rapat tersebut. (Adv)