Penulis Luna Agustin wartawan iniriau.com
KABUPATEN Kuantan Singingi di bawah kepemimpinan Bupati Suhardiman Amby, kini terus berbenah, memacu diri, bertransformasi di bidang kesehatan untuk mewujudkan sebuah pencapaian baru : Kuansing Kuat Kuansing Hebat.
Pemkab Kuansing menitikberatkan pelayanan di bidang kesehatan untuk mewujudkan sumber daya manusia yang sehat dan kuat, sebagai modal dasar membangun Kuansing "Basatu Nogori Maju".
Diawali dengan peluncuran aplikasi AKU-SIGAP yang akan diterapkan di 25 UPTD Kesehatan Puskesmas, melalui Badan Layanan Umum Daerah ( BLUD ).
Aplikasi AKU-SIGAP merupakan kebijakan Pemkab Kuansing untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat Kuansing yang tanpa batas. Tanpa batas maksudnya, seluruh Puskesmas di Kuansing bisa dijangkau dengan mudah, cukup hanya dengan mengklik aplikasi AKU-SIGAP, maka masyarakat bisa mendapatkan pelayanan kesehatan, dan gratis.
Prioritas Pemkab Kuansing memang memberikan layanan kesehatan yang mudah dan gratis. Puskesmas, bahkan RSUD wajib melayani pasien yang ingin berobat, meskipun mereka tidak memiliki biaya.
"Kalau ada pasien yang berobat dan tidak punya uang, layani saja dulu. Soal biaya bisa diklaim ke pemkab," ujar Plt Bupati Kuansing, Suhardiman Amby, Senin (3/10).
Pernyataan bupati itu menunjukkan komitmen yang kuat dari Pemkab Kuansing untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakatnya melalui rumah sakit dan puskesmas yang ada. Singkatnya, tidak ada lagi masyarakat Kuansing yang tidak terlayani di bidang kesehatan.
“Kita ingin memberikan pelayanan kesehatan gratis dan mudah dijangkau kepada masyarakat. Untuk itu kita siapkan seluruh infrastrukturnya mulai dari menyiapkan ruang rawat inap, paramedis, IGD, ICU, jaringan internet untuk mengakses aplikasi AKU-SIGAP, serta anggaran yang mendukung,” jelas Suhardiman.
Selain menyiapkan anggaran pada APBD Kuansing, Pemkab Kuansing juga akan bersinergi dengan dunia usaha, serta memanfaatkan dana BAZnas untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang optimal bagi masyarakat.
“Selain dari dana APBD, kita akan galang dana CSR perusahaan-perusahaan yang ada di Kuansing untuk membangun infrastruktur kesehatan, ada juga dana Baznas yang peruntukannya memang untuk pendidikan dan kesehatan,” lanjut bupati.
Kabupaten Kuantan Singingi yang memiliki luas wilayah 7.656.03 KM2, sebagian besar wilayahnya terdiri dari areal perkebunan, baik perkebunan sawit maupun hutan tanam industri.
Sektor perkebunan menjadi salah satu sektor unggulan yang menopang ekonomi masyarakat Kabupaten Kuansing. Berbagai komoditas tanaman perkebunan yang dikembangkan adalah karet, kelapa sawit, kakao, kelapa dalam dan hutan tanam industry atau HTI. Karet dan kelapa sawit merupakan primadona, karena sebagian besar masyarakat Kuansing hidup dari bertani karet. Potensi ini menjadi daya tarik tersendiri bagi investor untuk berinvestasi di kabupaten ini.
Jika potensi eknomi ini bisa dimanfaatkan Pemkab Kuansing untuk membangun infrastruktur di bidang kesehatan, maka cita-cita luhur Bupati Suhardiman Amby untuk menjadikan Kuantan Singingi terdepan dalam layanan kesehatan di Riau bukanlah sekedar mimpi. Ditambah lagi potensi zakat yang cukup besar yakni Rp186 miliar. Maka sinergi Pemkab dengan APBD nya, dunia usaha dan zakat adalah sebuah investasi besar yang harus dioptimalkan untuk kesejahteraan masyarakat Kuansing.
“Saatnya nanti, pelayanan kesehatan terbaik di Riau dimulai dari Kuansing. Dari Kuansing untuk Riau, dari Riau untuk Indonesia,” sebut Suhardiman Amby antusias. Untuk itu bupati akan memberdayakan seluruh sumber daya manusia yang ada di Kuansing, agar transformasi di bidang kesehatan ini berjalan dengan baik, dan mencapai tujuan akhirnya : Kuansing yang kuat dan Kuansing yang hebat.
Upaya lain Bupati Suhardiman dalam mewujudkan pelayanan kesehatan adalah “panen SDM” , yakni program satu desa satu dokter, dimana untuk mewujudkannya mulai tahun ini Pemkab Kuansing memberikan beasiswa kuliah gratis di Fakultas Kedokteran UNRI bagi 10 oang anak-anak Kuansing. Saat tamat, mereka diharuskan mengabdi sebagai dokter di puskesmas, UPTD ataupun RSUD yang ada di Kuansing.
Itu bagian dari mimpi Suhardiman Amby, selain “program 10 masuk rumah sakit 10 sehat”. Maksudnya, seluruh pasien di rumah sakit harus mendapat pelayanan, pengobatan dan perawatan terbaik sampai mereka sembuh.
“ Itu mimpi saya untuk Kuansing, sepuluh yang masuk rumah sakit sepuluhnya harus sembuh semua. Mereka harus mendapat pelayanan dan pengobatan terbaik untuk sembuh. Hingga suatu saat, orang akan berobat ke Kuantan Singingi, bukan lagi ke Singapura atau Melaka,” sebut Datuk Suhardiman.
Senada dengan itu, Plt Kadis Kesehatan Kuansing, Jafrinaldi menjelaskan, Dinas Kesehatan memiliki tiga visi menuju Kuansing sehat lewat jaminan kesehatan semesta. Pertama, layanan kesehatan 24 jam, kedua, biaya gratis dan ketiga peningkatan mutu layanan kesehatan.
Ini tentu sejalan dengan visi dari layanan kesehatan semesta atau Universal Health Coverage, dimana pemerintah menjamin seluruh masyarakat memiliki akses untuk pelayanan kesehatan yang mudah, komprehensif dan tanpa biaya.
“Untuk capaian layanan kesehatan semesta saat ini kita masih kurang 45.588 juta jiwa yang belum terdaftar di BPJS Kesehatan, atau baru tercapai 87 persen, dari target di atas 95 persen. Ini semua tak ada masalah karena anggarannya sudah kita siapkan,” ujar Jafrinaldi.
Dinas Kesehatan Kuansing akan melakukan berbagai upaya agar Kuansing segera memenuhi kuota keanggotaan BPJS, dan bisa masuk kategori Jaminan Kesehatan Semesta pada 2023 mendatang.
“Kita upayakan pada 2023 nanti Kuansing termasuk dalam penerima jaminan kesehatan semesta, agar seluruh masyarakat Kuansing terlayani jaminan kesehatannya,” ujar Jafrinaldi, optimis.
Untuk percepatan UHC, Pemkab Kuansing sudah menerapkan Badan Layanan Umum Daerah atau BLUD kepada seluruh puskesmas yang ada. Itu artinya, 25 puskesmas sudah menerapkan BLUD, dan ini merupakan yang pertama di Riau. Prestasi Kuansing ini tentu berkat kerja keras seluruh masyarakat dan stake holder yang terlibat di dalamnya.
“Dengan status BLUD ini, seluruh puskesmas di Kuansing sudah bisa mengelola dana kapitasi BPJS, karena BPJS bisa langsung mentransfer dana yang bisa diakui sebagai pendapatan puskesmas,” jelas Jafrinaldi. Dengan kata lain, dengan system BLUD, Pusksesmas bisa dikelola secara professional, meski pelayanannya tanpa biaya.
Kepala Dinas Kesehatan Riau, Zainal Ariffin optimis Kuansing bisa mencapai pelayanan kesehatan semesta, karena pemerintah kabupaten memiliki komitmen yang kuat untuk mewujudkannya. Itu dimulai dari penyiapan anggaran yang memadai dengan memangkas kegiatan-kegiatan yang kurang efektif, menyiapkan infrastruktur fisik seperti gedung, IGD dan ICU, paramedis, bahkan membuka aplikasi AKU-SIGAP, sebuah pelayanan online untuk memudahkan jangkauan layanan kesehatan kepada masyarakat.
“Program Pemkab Kuansing sudah sejalan dengan program Pemprov Riau untuk mewujudkan pelayanan kesehatan semesta, tinggal lagi masyarakat dan seluruh stake holder bersatu padu dalam mecapainya. Dan saya yakin, transformasi kesehatan di Kuansing adalah menuju Kuansing baru yang sehat dan kuat,” ujar Zainal Ariffin.
Dan, sesuai harapan Bupati Suhardiman Amby, pencapaian UHC adalah puncak dari pencapaian Kuansing Kuat Kuansing Hebat yang dicita-citakannya.**