Iniriau.com - Puluhan mahasiswa berunjuk rasa menolak kegiatan Deklarasi #2019gantipresiden yang akan dilakukan Neno Warisman di Kota Pekanbaru, Riau pada 26 Agustus 2018. Mahasiswa mendatangi Mapolda Riau ingin menemui Kapolda Brigjen Pol Widodo Eko Prihastopo, Selasa (21/8).
Dalam orasinya, mahasiswa menolak deklarasi yang dipusatkan di Pekanbaru. Mereka terlibat aksi saling dorong dengan petugas kepolisian. Mahasiswa memaksa masuk untuk menemui Kapolda. Namun, salah seorang aparat kepolisian tidak mengizinkan karena Kapolda sedang berada di Jakarta.
Direktur Intelijen Polda Riau Kombes Trijan Faisal menyebutkan, pihaknya belum memberikan izin atas rencana deklarasi yang akan dilakukan Neno di Pekanbaru. Alasannya, polisi tak ingin ada ketidakstabilan situasi dengan adanya pro dan kontra atas deklarasi tersebut.
"Belum ada kami berikan izin, ada pro dan kontra," ujar Kombes Trijan saat ditemui merdeka.com.
Selain mahasiswa, Ikatan Keluarga Nias Riau (IKNR) dan Pemuda Pancasila (PP) Riau turut mendatangi Mapolda untuk melaporkan Neno Warisman. Mereka berpendapat, Deklarasi tersebut bermuatan politis dan tak pantas dilakukan.
"Deklarasi ini bermuatan politis, seharusnya jangan dilakukan. Ini kita datang ke Dit Intelkan Mapolda Riau untuk menolak deklarasi tersebut," kata Ketua IKNR, Sefanus Zai.
Untuk diketahui, Neno Warisman bersama timnya akan melakukan deklarasi #2019gantipersiden di Pekanbaru. Rencana tersebut mendapat tanggapan beraneka ragam dari warga dan mahasiswa. Sebagian warga ada yang mendukung, namun sebagian lainnya menolak. Rencana deklarasi itu juga menyebar di media sosial dan diketahui pihak kepolisian. [IRC/merdeka]