iniriau.com, PEKANBARU - Pulau Sumatera kembali dihadapkan pada ancaman serius kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Lonjakan titik panas (hotspot) terpantau signifikan dalam 24 jam terakhir.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mencatat sebanyak 94 titik panas muncul di sejumlah provinsi pada Sabtu (12/7/2025) malam.
“Berdasarkan pantauan satelit pada pukul 23.00 WIB, hotspot tersebar cukup merata di Sumatera. Dua provinsi yang paling dominan adalah Sumatera Utara dan Riau,” ungkap Yudhistira, petugas BMKG Pekanbaru.
Dari total tersebut, Sumatera Utara menyumbang 46 titik panas, sedangkan Riau menyusul dengan 38 titik, tersebar di berbagai wilayah:
Rokan Hulu mendominasi dengan 14 titik, Rokan Hilir 8 titik, Siak 5 titik, Bengkalis 4 titik, Pelalawan, Kampar, dan Kota Dumai masing-masing 2 titik. Terakhir Kuantan Singingi ditemukan 1 titik
Sementara itu, provinsi lain yang juga terdeteksi memiliki hotspot adalah Aceh dan Sumatera Barat masing-masing 3 titik, Lampung 2 titik, serta Jambi dan Bangka Belitung masing-masing 1 titik.
Menurut BMKG, peningkatan hotspot ini harus menjadi perhatian serius. Cuaca panas ekstrem dan minimnya curah hujan belakangan ini memperbesar potensi terjadinya karhutla, terutama di wilayah yang secara historis rawan terbakar.
“Kalau tidak ditindak cepat, api bisa menjalar luas, apalagi angin cukup kencang dalam beberapa hari terakhir,” kata Yudhistira, mengingatkan.
Lonjakan titik panas ini juga telah memantik kewaspadaan dari Satuan Tugas (Satgas) Pengendalian Karhutla di Riau. Pemerintah daerah diminta meningkatkan patroli darat dan pemantauan udara demi mencegah kebakaran meluas ke lahan pemukiman atau area strategis lainnya.
BMKG juga mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas pembakaran di lahan terbuka, seperti membersihkan kebun dengan cara membakar.**