PDAM Stop Produksi, Warga Bengkalis Mandi Air Parit

PDAM Stop Produksi, Warga Bengkalis Mandi Air Parit
Seorang warga Kota Bengkalis mengambil parit untuk keperluan sehari-hari, karena PDAM menghentikan produksi akibat waduk kering (foto: istimewa)

iniriau.com, BENGKALIS – Sudah dua pekan terakhir, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Terubuk menghentikan produksi air bersih untuk pelanggan di Pulau Bengkalis. Penyebabnya, debit air baku di Waduk Wonosari menyusut drastis akibat musim kemarau, sementara teknologi nano filter yang digunakan tidak mampu mengolah air yang bercampur lumpur.

Kepala Bagian Teknik PDAM Tirta Terubuk, Harry Kumbara, mengatakan produksi tidak bisa dilakukan karena satu-satunya alternatif pengolahan adalah metode konvensional dengan campuran zat kimia. Namun, PDAM sudah lama tidak melakukan pengadaan bahan kimia sejak beralih ke teknologi nano filter.

“Produksi terpaksa kita hentikan karena debit air baku turun drastis. Air yang ada hanya bisa diolah secara konvensional, tapi zat kimianya tidak tersedia,” ujar Harry saat ditemui usai rapat dengar pendapat di DPRD Bengkalis, Selasa (12/8/2025).

Akibatnya, lebih dari 4.900 pelanggan terdampak. Rumah tangga yang tidak memiliki sumur atau sumur bor terpaksa membeli air galon isi ulang untuk kebutuhan sehari-hari. Bahkan, sebagian warga memilih mandi menggunakan air parit yang kebersihannya tidak terjamin, atau menumpang mandi di masjid.

Kondisi ini berpotensi berlangsung lama. Harry menyebut satu-satunya sumber air baku PDAM adalah waduk tadah hujan. Jika hujan tidak turun di kawasan Wonosari, debit air tidak akan bertambah signifikan.

PDAM sempat menjajaki opsi memompa air dari kanal milik PT Meskom. Namun, kanal tersebut berada di lahan kebun plasma Koperasi Meskom, sehingga pasokan air masih terganjal izin. “Kami sudah bicara dengan ketua koperasi, tapi belum tuntas, sehingga air belum bisa dialirkan ke waduk,” pungkas Harry.**
 

#Pemerintahan

Index

Berita Lainnya

Index