Iniriau.com, Pelalawan - Terkait isu praktek jual beli buku Lembaran Kerja Siswa (LKS) di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Pangkalan Kuras, mendapat tanggapan Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Pangkalan Kuras, Muzahar, S.Pd. Kepada media ini, Kamis (04/03/2021) membantah bahwa berita yang berkembang tidaklah benar.
"Brita yang berkemvang itu tidak benar pak, sekolah tidak ada praktek jual beli buku LKS. Yang menjual itu koperasi sekolah, dan itu tidak ada paksaan," ungkapnya.
"Saya berani bersumpah demi Allah, saya tidak ada memaksa wali murid untuk membelinya. Kami pihak seolah hanya ingin membantu murid sebab tugas sekolah di rumah diambil dari buku itu," jelasnya tegas.
Kemudian saat disinggung tentang adanya pernyataan surat pemberitahuan yang diberikan pihak sekolah kepada wali murid, menurut kepsek juga tidak benar.
"Surat pemberitahuan untuk wali murid juga tidak untuk semua. Hanya yang minta saja, alasan para orangtua agar uang yang diberikan tepat sasaran, tidak digunakan untuk hal lain seperti membeli paket atau yang lainnya " tambahnya.
"Ini hanya salah paham pak, sebab beberapa waktu lalu ada wali murid yang minta surat permohonan dan kwitansi kepada saya, kebetulan saat itu koperasi yang menjual buku LKS tutup. Sementara wali murid memaksa meminta kwitansi pembelian buku . Awalnya saya menolak karena khawatir ada anggapan bahwa sekolah yang menjual buku itu," ujarnya menceritakan apa yang terjadi.
"Namun wali murid tetap memaksa dan akhirnya saya berikan kwitansi sekolah berstempel sekolah, dan tiba-tiba muncul lah berita di media online dengan judul "SMPN 1 Pangkalan Kuras lakukan praktek jual beli buku LKS yang dikirim ke WhatsApp saya," ujar kepsek.
"Saya terkejut, langsung saya kontak wali murid tersebut? dan ia mengatakan bahwa yang memuat berita tersebut ialah abang kandungnya," pungkas kepsek mengakhiri.
Sementara itu, salah seorang wali murid saat dikonfirmasi media ini mengatakan bahwa surat permohonan itu tidak benar.
"Tidak ada pak, saya tidak ada diberikan surat pemberitahuan. Hanya diberitahukan melalui grub WhatsApp wali murid bagi yang ingin membeli tanpa paksaan, karena kami ingin anak kami mengikuti pembelajaran dan bisa naik kelas, maka kami membelinya," jelas salah seorang wali murid.**