iniriau.com, PEKANBARU - Kabar baik datang bagi putra-putri terbaik dari keluarga pekebun dan pelaku industri sawit tanah air. Program Beasiswa Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Perkebunan Kelapa Sawit Tahun Ajaran 2025 resmi diluncurkan pada Jumat (16/5/2025) oleh Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian.
Dilaksanakan secara daring dan diikuti hampir 1.000 peserta dari seluruh penjuru Indonesia, sosialisasi ini menandai komitmen kuat pemerintah dalam mencetak SDM unggul dan berdaya saing di sektor strategis kelapa sawit.
Direktur Penyaluran Dana BPDPKS, Mohammad Alfansyah, membuka acara dengan menegaskan bahwa dana beasiswa berasal dari pungutan ekspor sawit dan sepenuhnya dikembalikan ke masyarakat melalui program pengembangan SDM.
"Beasiswa ini adalah bentuk nyata keberpihakan kepada petani dan generasi muda yang ingin berkontribusi bagi keberlanjutan industri sawit nasional," ujar Alfansyah.
Tahun ini menjadi momentum spesial karena program memasuki tahun ke-10 penyelenggaraan, dengan target penerima sebanyak 4.000 mahasiswa. Sebanyak 41 perguruan tinggi ternama telah ditunjuk sebagai mitra pelaksana program ini.
Sasaran beasiswa sangat luas: mulai dari pekebun, keluarga pekebun, karyawan dan keluarga perusahaan perkebunan, ASN/PPPK sektor perkebunan, hingga anggota lembaga pekebun. Semua memiliki peluang yang sama untuk meraih pendidikan tinggi tanpa terbebani biaya.
Lebih istimewa lagi, jalur afirmasi khusus dibuka untuk peserta dari Papua, Papua Barat, dan wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar), sebagai bentuk nyata komitmen pemerataan akses pendidikan.
Direktur Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma, Ardi Praptono, menegaskan bahwa proses seleksi akan berjalan ketat dan transparan. “Persiapkan diri sebaik mungkin. Kami mencari generasi yang tidak hanya pintar, tetapi juga memiliki semangat membangun industri sawit berkelanjutan,” katanya.
Pendaftaran resmi dibuka pada 17 Mei 2025 pukul 00.00 WIB. Setelahnya, peserta akan melewati tahapan seleksi administratif, tes potensi akademik, wawancara, dan verifikasi di tingkat kabupaten/kota hingga provinsi.
Bagi anak-anak petani dan pelaku industri sawit yang bercita-cita tinggi, inilah kesempatan emas untuk menempuh pendidikan tinggi dengan biaya penuh hingga lulus.**