Pertama di Riau, Pembangunan Masjid Cheng Ho di Bagansiapiapi Resmi Dimulai

 Pertama di Riau, Pembangunan Masjid Cheng Ho di Bagansiapiapi Resmi Dimulai
Penekanan sirene tanda tiang pancang Masjid Cheng Ho dipasang.

Iniriau.com, BAGANSIAPIAPI - Pembangunan Masjid Laksamana Cheng Ho resmi dimulai. Peresmian ditandai dengan penekanan sirene tanda pemasangan tiang pancang pertama oleh Gubri Syamsuar didampingi Bupati Suyatno, Rabu,(19/06/2019).

Gubri mendoakan semoga Allah meridhoi pembangunan Masjid Cheng Ho sehingga proses pengerjaannya berjalan dengan lancar. "Semoga juga bermanfaat bagi masyarakat Kota Bagansiapiapi seluruhnya," harapnya saat memberikan kata sambutan sebelum penekanan sirene.

Atas nama pribadi, ia memberikan ucapan terima kasih kepada para donatur pembangunan Masjid Cheng Ho, Abian dan keluarga, anak perantau asal bagansiapiapi yang peduli kampung halamana. Masjid itu harapnya menjadi Ikon di riau karena hanya masjid cheng ho ada di rohil.

Kepada anak perantau, ia mengimbau agar lebih banyak memberikan perhatian dan kontribusi untuk kampung halaman. Gubri yang juga putra asli Rohil ini juga memberikan pujian karena antara warga Tiongha dan Melayu kompak. " Saya banyak kenal warga Tiongha di Riau, tapi paling kompak di Bagansiapiapi ini," pujinya diiringi tepuk tangan tamu hadirin.

Sementara itu, Bupati Suyatno dalam sambutannya menyampaikan bahwa wacana pembangunan Masjid Cheng Ho sudah lama digaungkan. Namun baru dapat terealisasi berkat anak perantau yang sukses di tempat lain. "Tentunya Pemda memberikan apresiasi kepada saudara kita yang peduli dengan kampung halaman seperti pak Abian dan kawan-kawan," katanya.

Ia mengaku gembira pembangunan Masjid Cheng Ho mendapat dukungan dari tokoh agama dan masyarakat. Meskipun ada segelintir orang yang tidak suka. " Itu hal biasa, Memang membuat yang baik itu pasti ada rintangannya. Saya minta kepada pak abian dan kawan-kawan agar segera mungkin menyiapkan segala yang dibutuhkan," ujar Bupati.

Masih kata Suyatno, proses pembangunan Masjid Cheng Ho akan memakan waktu lebih kurang 9 bulan. Untuk itu barang-barang bangunan untuk pembangunan masjid itu dapat dijaga keamanannya. " Semoga tidak ada hambatan. Kita minta dukungan semua pihak," pungkas Bupati.

Sebelumnya, Ketua Yayasan Pastabiqul Khoirod Rokan Hilir (Rohil) Drs H Surya Arfan, MSi menegaskan bahwa pembangunan Laksamana Muhammad Cheng Ho tidak menggunakan uang APBD. Pemerintah Daerah hanya menghibahkan tanah seluas 2 Hektar. 

Awal mulainya pembangunan Masjid Cheng Ho ini papar Surya Arfan, saat dirinya bersama pengurus Dewan Masjid Indonesia menemui anak Bagansiapiapi, Suku Tiongha yang merantau. Pertemuan itu ujarnya berlangsung di Jakarta. Pada pertemuan itu disampaikan wacana pembangunan Masjid Cheng Ho.

" Alhamdulillah wacana itu disambut baik oleh Abian dan kawan-kawan dan mereka bersedia membangun Masjid Cheng Ho yang kami usulkan," kata Surya Arfan, yang juga merupakan Sekda Rohil itu di hadapan Gubri, Bupati dan para tamu di acara pemancangan tiang pertama tanda dimulainya pembangunan, Rabu, (19/6/2019).

Setelah wacana itu disetujui lanjut Surya Arfan, ia bersama pengurus DMI usai kembali dari Jakarta langsung menemui Bupati Suyatno guna melaporkan dan memberitahukan bahwa wacana yang diusulkannya telah disetujui oleh anak Bagansiapiapi yang merantau.

"Dan Pak Bupati menyambut baik dan beliau memberikan arahan agar mencermati dari segala aspek perencanaan dan Pak Bupati juga menanyakan lokasi pembangunan dan diputuskan di lokasi sekitar pujasera ini," tambahnya.

Ia juga menyampaikan sebelum dimulai pembangunan Masjid Cheng Ho, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan beberapa tokoh agama yang ada di Riau di antaranya Tengku Zulkarenain, Wakil Sekretaris Jendral MUI Pusat, Ustadz Abdul Somad, LC, MA dan Ketua Bidang dakwah DMI Pusat

"Pada koordinasi itu para ulama mendukung penuh pembangunan Masjid Cheng Ho," sebut Surya Arfan yang juga selaku Dewan Pendiri Dewan Masjid Indonesia Rohil ini bersama Bupati Suyatno.

Surya Arfan juga memaparkan, Masjid Cheng Ho di Bagansiapiapi merupakan yang ke 17 dari yang tersebar di Indonesia. Masjid itu katanya berciri khas perpaduan antara Melayu dan Tionghoa. Dibangun 2 lantai dengan seribu kubah ditambah ornamen 99 buah.

"Pintu masuk 5 buah yang berarti rukun islam, Tiang tengah 4 batang, anak tangga 17, kubah berbentuk segi delapan, tiang gapura berjumlah 9 buah dan menara 2 buah setinggi 25 lantai yang berarti 25 nabi dan rasul," pungkasnya. (Ris)
 

Berita Lainnya

Index